Senin, 30 Maret 2015

Social Media dan Dampaknya Bagi karir & Pekerjaan

Dewasa ini, social media telah menjadi salah satu mainstream yang memberikan dampak secara langsung ke dalam hampir seluruh aspek kehidupan manusia, terutama dalam karir dan dunia kerja. Bermula dari Facebook, kemudian merambah ke Twitter dan Instagram. Social Media pun kini menjadi sebuah kegemaran baru bagi banyak orang. Dan tidak berhenti sampai di sana saja, dengan model postingan ala diary, Path kini menjadi salah satu jejaring sosial yang cukup anyar di kalangan anak muda. Lalu sedikit berbeda dari segi kegunaannya, Pinterest ternyata juga mampu memberikan dampak yang sama. Setiap fitur semakin diperbaiki untuk memberikan kemudahan bagi semua penggunanya. Layaknya rutinitas, aktifitas pagi sebagian besar anak muda diawali dengan mengecek Path untuk melihat apa saja kejadian yang tengah ‘happening’ dalam kehidupan teman-temannya. 


Kebiasaan ini nyatanya memang telah menjadi kebutuhan bagi banyak orang –Terlihat dari banyaknya temuan menarik seputar dampak dan pengaruh internet terhadap dunia kerja. Ya, cukup banyak penggunaan social media yang justru memberikan dampak buruk, terutama dalam hal kinerja dari para pekerja aktif. Jika Anda berpikir bahwa dampak bermain sosial media hanya dalam hal waktu, simak ulasan berikut ini dengan seksama.

Produktivitas yang Menurun
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa waktu yang paling produktif untuk bekerja adalah dua jam setelah bangun tidur. Maka mari bayangkan pembagian waktu di pagi hari. Setelah membuka mata, bersiap-siap untuk ke kantor, mandi, makan dan lain sebagainya –Mungkin mengambil waktu 30 menit hingga satu jam. Kemudian, berjibaku dengan perjalanan ke kantor pun mungkin saja mengambil waktu sekitar 45 menit hingga satu jam. Maka, setibanya di kantor adalah waktu yang tepat  untuk langsung bekerja. Namun pada kenyataan, aktifitas di jejaring sosial menjadi ‘prioritas’ utama –“Akhirnya sampai juga. Coba lihat timeline dulu ah”. Di sinilah masalah produktivitas timbul. Jangan sampai waktu terbaik Anda justru habis dengan men-scroll informasi yang belum tentu berguna untuk masa depan karir Anda.

Konsentrasi Memudar
Dalam postingan-postingan hits yang Anda lihat di timeline, baik itu foto tempat terbaru di mall yang buka malam tadi, atau mungkin acara konser yang Anda tunggu-tunggu, semua informasi tersebut langsung masuk ke kepala Anda begitu saja. Efeknya akan membuat Anda kehilangan konsentrasi selama beberapa saat ke depan. Anda menjadi tak sabar ingin segera pulang, atau tak sabar untuk menunggu waktunya membeli tiket tersebut secara online, sebelum kehabisan. Maka, ada sepersekian besar waktu yang seharusnya Anda curahkan untuk pekerjaan namun justru menyimpang demi keperluan pribadi yang (mungkin) tidak seharusnya diprioritaskan. Meeting dengan atasan pun mungkin bisa Anda anggap sebagai gangguan. Padahal, gangguan yang sesungguhnya adalah akibat dari aktifitas di jejaring sosial Anda.

Sisi Kompetitif yang Tidak Penting
Mendapatkan sejumlah Likes di postingan foto Instagram Anda, tentu rasanya menyenangkan. Sama halnya ketika mendapatkan sejumlah emoticon Love di postingan Path Anda. Ada rasa antusias dan kepuasan ego pribadi yang tumbuh jika melihat angka tersebut semakin bertambah banyak jumlahnya. Anda jadi keranjingan untuk kembali memperhatikan grafik kenaikkan angka tersebut dalam rentang waktu beberapa jam ke depan. Hal lebih buruk yang bisa terjadi adalah persaingan dengan sesama pengguna jejaring sosial yang Anda gunakan –Terlebih saat Anda melihat pesaing Anda mendapatkan respon baik dengan jumlah yang lebih besar dari Anda. Sisi persaingan yang tidak penting bisa saja muncul, padahal apakah gunanya? Atau jika Anda melihat seorang teman mengunggah fotonya malam tadi di restoran terkenal yang baru saja melakukan grand opening, ego Anda sebagai seorang kaum elit mulai terkoyak karena keduluan oleh teman Anda. Sebenarnya, agak tidak penting bukan?

Menciptakan Tujuan yang Tidak Jelas
Jejaring sosial seringkali menjadi platform untuk memamerkan ketenaran atau sesuatu yang dibanggakan oleh setiap orang. Kepribadian seseorang di dunia maya biasanya terlihat lebih mewah dan lebih bahagia, karena memang itulah gunanya jejaring sosial dengan modul diary, yaitu untuk mengekspos kebahagiaan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-harinya. Bayangkan jika seorang teman mengunggah foto mobil Ferrari atau motor Ducati yang baru saja dia beli. Sebagai orang yang menyukai dunia otomotif misalnya, Anda bisa saja langsung tersentak dan ingin memiliki tujuan yang sama. Lalu Anda mulai memikirkan bagaimana caranya agar tujuan Anda terlaksana, yang tidak jarang justru tujuan Anda yang lebih besar malah Anda korbankan, tenggelam karena dikalahkan oleh ego Anda di jejaring sosial.

Bagaimana? Pernah mengalami berbagai hal tersebut? Jika iya, maka Anda kini bisa melihat dan memilah seperti apa kegunaan jejaring sosial yang sebaiknya Anda prioritaskan. Namun, tidak semua jejaring sosial memberikan dampak buruk. Anda bisa juga memanfaakan jejaring sosial karena memiliki kegunaan yang baik untuk kehidupan karir dan pekerjaan Anda.


Melihat sudut yang lebih cerah, Facebook, Twitter, Instagram, maupun Path sebenarnya bisa menjadi tempat bagi Anda untuk menuangkan hal-hal baik dan positif ke dalamnya. Lantas, apa saja yang bisa Anda unggah ke diary-diary Anda tersebut?

Motivasi
Pernah melihat halaman Facebook dari beberapa tokoh dan public figure yang memiliki pengaruh besar, seperti Mario Teguh misalnya? Ada begitu banyak komentar dan reaksi dari orang-orang dalam setiap postingan di status Facebooknya –Yang biasanya memotivasi anak-anak muda untuk memiliki sikap tegar, sabar, bekerja keras dan tanpa galau. Anda juga bisa melakukan hal yang sama dengan memberikan atau menemukan motivasi yang Anda butuhkan lewat jejaring sosial. Jadikan diary-diary Anda tersebut sebagai tempat untuk berbagi motivasi atau pelajaran seputar karir, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Follow orang-orang yang Anda kagumi atau ikuti beberapa motivator yang biasa membuka kelas dan seminar. Anda bisa mengembangkan diri melalui informasi yang didapat dari halaman jejaring sosial mereka, dan menyebarkannya kembali informasi tersebut melalui jejaring sosial milik Anda lainnya –Sebab Anda tidak pernah tahu bagaimana sebuah informasi yang Anda rasa biasa saja ternyata mampu menyentuh kehidupan orang lain yang mungkin tidak Anda kenal.

Koneksi
Pernah berteman dengan orang melalui jejaring sosial? Sebuah hal yang sangat mudah ketika Anda berselancar di dunia maya untuk mengikuti sejumlah komunitas atau datang ke acara seminar. Dari sana, Anda bisa saja bertemu dengan banyak orang baru yang ternyata menyenangkan. Tanpa Anda duga juga, akan ada banyak hal yang bisa Anda kupas dan diskusikan bersama mereka. Dari hanya sekedar saling bertukar informasi, sampai dengan diskusi mendalam seputar teori bisnis terbaru yang sedang menjadi trending topic. Berawal hanya dari aktifitas follow mem-follow atau mengikuti akun-akun di jejaring sosial, bukan tidak mungkin Anda justru bisa meng-upgrade diri ke level yang lebih tinggi lagi. Buka koneksi seluas-luasnya –Umumnya melalui Twitter dan LinkedIn adalah cara yang paling cepat. 

Relasi
Jika Anda memiliki pekerjaan yang menuntut Anda untuk menjalin hubungan baik dengan relasi kerja, maka jejaring sosial bisa menjadi salah satu media yang ampuh untuk melakukannya. Anda bisa dengan mudah mengenali profil atau latar belakang dari para relasi yang ingin Anda ajak bekerjasama. Hal seperti ini sangat sering dan mudah saja terjadi di dunia jejaring sosial. Selain karena menghemat waktu, hanya dengan kemudahan mesin pencari Google saja, Anda bisa melakukan background check tentang berbagai informasi dari para relasi Anda, mulai dari produk, pelayanan, serta latar belakangnya.

Informasi
Dunia tanpa batas, seperti yang pernah dikatakan oleh CEO Google, Larry Page. Hal ini terjadi berkat internet, dimana setiap orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi apapun hanya berbekal internet dan rasa keingintahuan yang besar. Jejaring sosial juga menjadi ladang tersebarnya berbagai informasi. Ketika Anda diminta untuk mendapatkan berbagai informasi dan data yang berhubungan dengan pekerjaan Anda, dengan deadline waktu tertentu, Anda bisa mencari dan mendapatkannya melalui akun jejaring social. Melalui info yang ada di timeline, Anda bisa mengetahui dengan pasti apa yang sedang terjadi dan menjadi trend topic –Yang mana informasi seperti ini dapat membantu Anda untuk menganalisa dan memprediksi perkembangan market ke depannya. Menghemat waktu namun mendapatkan informasi yang tak terduga, menyenangkan bukan?

Transformasi
Banyaknya ilmu yang bisa Anda dapatkan melalui jejaring sosial juga salah satu pengaruh positif, terutama bagi karir Anda. Perubahan secara pengetahuan bisa menjadi bertambah dan meluas hanya dalam waktu yang singkat. Anda bisa bertukar ilmu dan pengetahuan dengan orang yang Anda anggap memiliki kemampuan yang lebih banyak daripada Anda, atau juga meminta referensi secara langsung, atau juga menjadi mentor Anda. Hal ini akan membawa manfaat yang baik bagi kelangsungan karir Anda dan pertumbuhan pengetahuan Anda, karena akan selalu ada hal baru yang bisa Anda pelajari setiap hari, kapan saja, dan darimana saja.


Selasa, 17 Maret 2015

Tips Anti Depresi Saat Kehilangan Pekerjaan

Kehilangan pekerjaan, baik itu diberhentikan secara sepihak atau mungkin karena perusahaan tempat Kamu bekerja mengalami kebangkrutan, memang tidaklah menyenangkan. Apapun alasannya, kehilangan pekerjaan bukanlah sebuah momen yang patut dirayakan. Terkejut, tidak bisa menerima dengan lapang dada, atau bahkan depresi lantas dapat menyerang Kamu. Pikiran Kamu langsung berkecamuk dengan bayangan masa depan yang memudar dan suram, belum lagi tumpukan tagihan yang juga akan segera menghantui Kamu. Menghadapi situasi seperti ini, Kamu tidak boleh diam saja dan meratapi kejatuhan tersebut berlarut-larut. Ada begitu banyak hal yang bisa Kamu lakukan untuk mengisi waktu sebelum Kamu merasa siap untuk kembali mendapatkan pekerjaan yang baru dan berjibaku dengan persaingan dunia kerja



Berikut ini adalah beberapa hal yang  layak dicoba untuk mengalihkan pikiranmu dari rasa depresi akibat kehilangan karir dan pekerjaan.

·         Saatnya Berkumpul !
Kapan terakhir kali Kamu bersenda gurau dengan keluarga, sahabat dan orang terdekat? Beragam kesibukan dan pekerjaan di kantor tentu saja menyita waktu yang tidak sedikit, sehingga sering kali keluarga dan sahabat menjadi terabaikan. Kini adalah saatnya untuk kembali menyapa mereka dan mengajak berkumpul bersama. Tidak perlu membuang uang terlalu banyak dengan bermewah-mewah di kafe atau tempat yang mahal, cukup undang saja ke rumah dan bersenang-senang. Jika Kamu merasa belum ingin menceritakan persoalan kehilangan pekerjaan tersebut, maka tidak perlu diceritakan dulu. Nikmati saja waktu bersantai dan kebersamaan kalian tanpa perlu merisaukan masalah yang sedang terjadi. Kamu akan merasa lebih relaks dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman di kehidupan Kamu.

·        Jalan-Jalan Hemat
Tak perlu mengeluarkan kocek yang terlalu besar untuk menyenangkan diri sendiri saat berjalan-jalan. Kamu bisa menyempatkan diri untuk pergi refreshing ke Kebun Binatang Ragunan, bersepeda di sekeliling Monas, mencoba pemandian air panas, atau juga melepas penat di Pantai Ancol. Dengan berada di ketiga tempat tersebut, Kamu tidak akan melihat terlalu banyak orang-orang yang berseliweran dengan menggunakan pakaian kerja. Sedikit banyak, Kamu juga menjadi lebih tenang karena memiliki kegiatan di luar ruangan tanpa perlu mengingat-ingat kondisi pekerjaan Kamu saat itu. Tempat berjalan-jalan hemat lainnya seperti taman kota juga bisa menjadi pilihan, namun memang sebaiknya bukan pusat perbelanjaan atau mall, agar lebih santai.

·        Me Time
Tanpa adanya ikatan kerja yang biasanya menyita waktu Kamu (8 jam sehari, 5 hari dalam seminggu), kini Kamu jadi lebih leluasa mengatur hari bebas Kamu. Jika Kamu suka melukis, ini adalah saatnya memberikan ruang bagi jiwa seni Kamu untuk kembali berkobar. Bagi pecinta alam, mungkin ini juga merupakan waktu terbaik untuk menjelajah pegunungan yang sudah lama ingin Kamu daki. Beberapa tempat wisata seperti air terjun di Goa Pindul bisa juga menjadi alternatif alam lainnya – Tentunya dengan catatan Kamu juga perlu menentukan mau sampai kapan Anda ‘menenangkan diri’ dari masalah kehilangan pekerjaan.

·        Pembentukan & Kebugaran Tubuh
“Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat juga”, adalah sebuah ungkapan yang sudah tak asing lagi di telinga kita semua. Pilihlah jenis olahraga yang Kamu suka dan ingin lakukan. Lari pagi, seni bela diri, yoga atau fitness, semuanya bisa Anda coba kapan saja. Dengan memiliki kegiatan olahraga yang aktif, tubuh Kamu juga akan menjadi lebih sehat, dan nilai lebihnya tentu saja dapat memperbaiki bentuk tubuh. Jadi, ketika Kamu kembali melamar pekerjaan dan melakukan sesi wawancara, isi kepalamu sudah dipenuhi dengan ide-ide yang segar, serta tubuh yang lebih bugar.


Bagaimana? Tak perlu merasa depresi, bukan? Lakukan hal-hal positif yang selalu Kamu inginkan. Manfaatkan waktu luang yang Kamu miliki, dan ketika Kamu sudah merasa siap untuk kembali menghadapi kerasnya persaingan dunia kerja , maka Kamu sudah tahu pasti apa yang berikutnya harus Kamu lakukan. Good luck and take your time

Senin, 16 Maret 2015

Kriteria Karyawan Produktif Menurut Perusahaan


Bagi Anda para jobseeker, dan masih belum menemukan tempat bekerja yang sesuai dengan keinginan Anda, pastinya sedang bertanya-tanya mengapa sampai saat ini belum ada panggilan kerja yang sesuai? Atau bagi Anda yang sudah menerima panggilan kerja dan telah melalui proses Interview, namun belum mendapatkan respon dari perusahaan tersebut pastinya membuat Anda gusar dan tidak tenang, memikirkan apakah perusahaan tersebut tertarik dengan Anda atau tidak.

Sebagai jobseeker, selain harus lebih sering melakukan evaluasi diri, Anda juga harus mengetahui bahwa ada beberapa kriteria yang harus Anda miliki, yang mana kriteria tersebut dianggap sebagai tolak ukur produktivitas diri Anda sehingga perusahaan dapat menentukan apakah Anda sangat layak bekerja di perusahaan tersebut.

Bagi suatu perusahaan, mendapatkan pegawai atau karyawan sama halnya dengan Investasi jangka panjang. Mereka menanamkan nilai-nilai perusahaan kepada seluruh karyawannya agar dapat bekerja sebaik mungkin sehingga dapat mengharumkan nama dan citra perusahaan di mata publik, terutama bagi klien dan pelanggan.  Seperti layaknya kita, orang awam yang ingin berinvestasi dalam bentuk barang, pastinya setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri yang menurut mereka layak di Investasikan.


Ada beberapa kriteria pekerja produktif yang diinginkan oleh perusahaan bagi Anda yang ingin memiliki karir di perusahaan tersebut, yaitu;

1.      Usia
Menurut badan Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada tahun 2014 mencapai angka 125,32 juta orang dan dari angka tersebut tercatat ada sekitar 114,02 juta orang yang bekerja. Selain itu, dari jumlah angkatan kerja tersebut, didominasi oleh usia 30-34 tahun, yaitu sekitar 17%. Dilanjutkan dengan usia 25-29 tahun, yaitu menduduki angka 14% dan lalu usia 20-24 tahun dengan angka 12%. Maka usia yang dianggap produktif adalah 30-34 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut biasanya karyawan sudah memiliki jenjang karir dan pengalaman kerja yang cukup. Karyawan dengan usia tersebut biasanya sudah berada di level senior, dan bahkan beberapa sudah dipercaya untuk mengepalai sebuah divisi. Jika Anda termasuk pada usia tersebut dan memiliki karir yang bagus di kantor, biasanya banyak perusahaan lain yang akan menawarkan posisi yang lebih menarik bagi jenjang karir Anda.
Lalu untuk usia 25-29 tahun adalah usia penentu bagi Anda untuk melangkah menapaki karir selanjutnya. Di usia yang tergolong produktif tingkat 2 ini, perusahaan akan menguji skill atau kemampuan Anda lebih mendalam. Beberapa tantangan akan diberikan untuk Anda dari perusahaan. Jika Anda dianggap bagus dalam bekerja dan memiliki pengalaman yang cukup menarik, maka tidak susah bagi perusahaan untuk menerima Anda sebagai pegawai –Terlebih lagi bagi Anda yang berusia sekitar 30 tahun, kesempatan Anda menjadi seorang manager suatu perusahaan akan terbuka. Bagi Anda yang berusia  20-24 tahun, adalah awal permulaan Anda memasuki dunia kerja.  Anda harus meyakinkan perusahaan bahwa Anda sangat layak untuk bergabung walaupun pengalaman masih dianggap minim. Dari sini perusahaan akan menilai Anda cukup gigih dalam bekerja.

2.      Skill atau Kemampuan
Menurut Gomes, produktivitas karyawan dipengaruhi oleh knowledge, skills, abilities, attitude dan behaviours. Hal ini terlihat dari bagaimana skill yang dimiliki karyawan maupun calon karyawan tersebut. Dari sekian banyak calon pekerja dan pekerja yang ada, perusahaan harus menilik dan menilai lebih dalam seberapa besar pengaruh dari kemampuan mereka terhadap kemajuan perusahaan. Bagi kandidat dengan kemampuan bekerja yang paling baik dan produktif akan dipilih oleh perusahaan untuk bergabung dan mengembangkan kemampuan mereka.

3.      Status
Walaupun menikah adalah hak setiap orang, namun ada beberapa pertimbangan untuk menerima orang yang bekerja dengan status sudah memiliki keluarga. Dikutip dari buku Muchdarsyah Sinungan, suatu produktivitas pekerja dapat dinilai yakni  dari jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja. Maka bagi karyawan yang sudah berkelurga biasanya akan memiliki waktu yang kurang flexible utamanya bagi perempuan, dimana wajib untuk berada di sisi anak dalam saat –saat tertentu. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perusahaan, dimana jika karyawan sering tidak masuk, terutama karena kepentingan yan berhubungan dengan keluarga (istri & anak), maka akan berpengaruh kepada rutinitas dan produktifitas di kantor. Kecuali jika Anda dapat meyakinkan perusahaan bahwa Anda akan selalu loyalitas dalam bekerja dan dapat membagi waktu dengan baik untuk urusan rumah tangga. Maka hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan.


Senin, 09 Maret 2015

Perlukah Melakukan Negosiasi Gaji?


Mendapatkan sejumlah income atau gaji setiap bulannya adalah alasan orang untuk bekerja. Namun jika bicara mengenai gaji, tentunya harus memiliki kepekaan tersendiri karena hal ini memang cukup sensitif. Semua hal yang berkaitan dengan uang, terlebih lagi soal gaji, perlu diperhatikan sebaik mungkin, mengingat besarnya dampak dan pengaruh terhadap diri sendiri dan orang lain.

Jika kita melihat berbagai info seputar lowongan dan karir yang ada di beberapa media, tidak semua perusahaan mencantumkan salary atau gaji yang akan mereka berikan untuk posisi tertentu. Banyak dari perusahaan bahkan meminta kita sebagai jobseeker untuk menawarkan gaji yang kita inginkan. Tentunya kita sebagai pelamar kerja ingin mendapatkan gaji atau income yang cukup bukan? Kembalikan ke diri kita sendiri, apakah gaji yang kita harapkan sudah sesuai dengan kemampuan dan pengalaman kita. Banyak juga perusahaan yang baru membicarakan gaji saat bertemu langsung dengan kita, yaitu saat interview.

Pada saat proses interview di suatu perusahaan, Anda akan dihadapkan dengan beberapa pertanyaan dari user maupun HRD untuk lebih mengenal diri Anda. Setelah sesi tanya jawab yang mereka ajukan selesai, Anda biasanya dipersilahkan untuk bertanya tentang profil perusahaan beserta job desc Anda. Pertanyaan umum yang dipertanyakan oleh jobseeker biasanya adalah seputar range gaji untuk posisi yang diinginkan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan akan menerima pertanyaan tersebut pada awal sesi Anda bertanya? Hal tersebut akan memperlihatkan bahwa Anda adalah orang yang berorientasi hanya pada uang. Sebaiknya cobalah menelaah lebih jauh tentang job desc yang akan anda kerjakan dan latar belakang perusahaan. Baru jika keadaan sudah lebih mencair, Anda dapat menanyakan soal gaji dan benefit lain yang akan diberikan oleh perusahaan.

Jika angka gaji sudah diutarakan oleh user atau HRD, maka cobalah untuk tidak bereaksi berlebihan Baik itu reaksi senang maupun reaksi kurang puas. Terkadang kita sebagai jobseeker yang tengah kesulitan mendapatkan kerjaan, pastinya sangat senang bila mendapat penawaran dengan nominal gaji yang cukup besar. Namun perlu diingat, jangan memperlihatkan seolah Anda tergiur dengan banyaknya uang karena pada akhirnya gaji yang besar akan mendatangkan ke tanggung jawab pekerjaan yang besar juga. Maka usahakan untuk menyeimbangkan tanggung jawab dan gaji yang didapat. Namun jika gaji yang ditawarkan tidak sesuai dengan harapan Anda, maka jangan juga memperlihatkan wajah kekecewaan mendalam Anda. Cobalah untuk tetap tenang sambil menanyakan apakah ada tunjangan atau benefit lain yang akan Anda dapatkan, atau cobalah melakukan negosiasi gaji saat wawancara dengan pihak user atau HRD.

Saat kita sudah melewati beberapa tahap dan sampai dengan tahap negosiasi, disinilah perusahaan terkadang akan menilai Anda secara lebih mendalam –Di sini Anda perlu menilai diri sendiri, mulai dari pengalaman maupun kemampuan, yang lalu akan direpresentasikan ke dalam nominal angka. Jika nominal yang ditawarkan terlalu kecil, belum tentu perusahaan tersebut hanya mampu membayar dengan nominal tersebut. Beberapa perusahaan kerap kali menguji Anda dalam skill negosiasi. Jika Anda hanya menerima saja walaupun dirasa rendah, maka perusahaan akan dengan senang hati menerima Anda karena itu akan mengurangi budget pengeluaran perusahaan. Namun jika Anda percaya diri dengan kemampuan Anda, sangat dianjurkan menaikan angka gaji Anda.

Perlu diperhatikan saat Anda bernegoisasi. Hindarilah sikap kaku dan kurang fleksibel. Coba hitung kembali pengeluaran yang Anda keluarkan selama bekerja, lalu ajukan nominal yang dirasa pantas didapatkan, berdasarkan jumlah nominal yang ditawarkan oleh perusahaan. Lihat kembali bidang yang ditekuni dan latar belakang perusahaan. Terkadang masih banyak perusahaan yang belum dapat memberikan nilai besar. Maka jika Anda merasa kurang mendapatkan yang Anda inginkan, cobalah untuk mencoba ke perusahaan yang lebih besar. Lakukan negosiasi dengan sebijak mungkin, sehingga akan memberi kepuasan kepada kedua belah pihak.